Senin, 18 November 2013

MENGANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KALIMAT EFEKTIF

MENGANALISIS PENGGUNAAN EYD 
DAN 
KALIMAT EFEKTIF

Upaya Mencari Kesalahan Dinilai Justru Memperkuat Jokowi

Jakarta - PDIP menyebut ada upanya mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang terus 'naik daun'. Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute (Policy) Gungun Heryanto, menilai upaya mencari-cari kesalahan oleh lawan politik itu justru akan memperkuat Jokowi.

"Sebetulnya isu yang dikorek dari Jokowi di Solo bukan hanya sekarang, pada saat Pilkada DKI juga banyak seperti melakukan attacking campaign Jokowi tidak sukses-sukses amat di Solo," Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute (Policy) Gungun Heryanto, saat dihubungi, Selasa (19/11/2013).

Menurutnya, saat menjadi calon Gubernur DKI itu, lawan politik Jokowi menyerang habis-habisan dengan mencari-cari kesalahannya selama memimpin Kota Solo. Namun Jokowi justru makin tangguh dan akhirnya memenangi Pilgub DKI.

"Apakah data-data yang disodorkan kompetitor Jokowi efektif mengubah trend positif Jokowi? Kan tidak. Kalau bicara 2014 Jokowi sebagai aktor, sama halnya dengan kandidat lain akan banyak 'dikuliti', banyak dilegitimasi. Tidak hanya Jokowi, tapi Prabowo, Mahfud, Jusuf Kalla, dan lainnya," paparnya.

Gungun menyatakan, serangan kompetitor makin mendekati Pemilu 2014 akan lebih intensif dan dahsyat dengan perang isu. Namun ia berharap PDIP tidak terlalu reaktif menanggapi upaya penjatuhan yang sudah dilakukan beberapa waktu belakangan ini.

"Harusnya (PDIP) jauh lebih tenang posisikan diri karena itu tidak akan mengubah citra positif Jokowi, kalau misal serangan kepada Jokowi itu tidak memiliki fakta kuat dengan sendirnya terpatahkan. Semakin orang serang Jokowi, isu Jokowi semakin populer seperti selama ini dan di Pilkada DKI," ucap dosen politik UIN Jakarta itu.

link : http://news.detik.com/read/2013/11/19/092857/2416725/10/upaya-mencari-kesalahan-dinilai-justru-memperkuat-jokowi?nd772204btr

Analisis :

Saya akan menganalisis artikel diatas, di dalam artikel tersebut terdapat beberapa kata yang salah dan kurang efektif.
1. Coba lihat pada kalimat awal terdapat pengetikan yang salah pada kalimat tersebut tertulis "PDIP menyebut ada upanya", terdapat kata upanya seharusnya kata tersebut adalah upaya.
2. Lihat pada paragraf ke 3 terdapat kata "saat menjadi calon Gubernur DKI itu", pada kata tersebut terdapat kata yang tidak efektif yaitu kata "itu", seharusnya kata tersebut di hilangkan agar saat membaca tidak terasa janggal.
3. Tidak hanya kalimat efektif di dalam artikel tersebut terdapat beberapa kata yang sulit di mengerti seperti "dilegitimasi", tidak semua pembaca mengerti akan kata tersebut, seharusnya menggunakan kata yang lebih mudah di mengerti agar pembaca bisa memahami kalimat tersebut.
4. Sekarang lihat paragraf terakhir terdapat kata "harusnya (PDIP) jauh lebih tenang posisikan diri", terdapat kata yang tidak efektif yaitu "posisikan", seharusnya "memposisikan" dengan begitu pembaca jadi lebih mudah mengertikan kalimat tersebut.
5. Pada paragraf terakhir terdapat kata "kalau misal serangan kepada Jokowi itu tidak memiliki fakta kuat dengan sendirnya terpatahkan", kata misal pada kalimat tersebut terbaca tidak efektif, seharusnya menggunakan kata "seandainya" agar kalimat lebih efektif dan lebih nyaman di baca, lalu setelah kata "kuat" agar lebih efektif gunakan kata "maka" dan menambahkan kata "akan" setelah kata "sendirinya", agar pembaca mudah mengerti
6. Pada paragraf terakhir kalimat akhir terdapat kata "Semakin orang serang Jokowi, isu Jokowi semakin populer seperti selama ini dan di Pilkada DKI", pada kalimat tersebut terdapat kata "serang", seharusnya menggunakan kata "menyerang", lalu setelah kata "isu" tambahkan kata "tentang" dan tambahkan kata "akan" setelah "Jokowi", agar kalimat lebih efektif dan mudah dimengerti.

artikel berasal dari Detik.com, dimuat pada hari Selasa, 19/11/2013 09:28 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar